Halo, selamat datang di infoperbedaan.com! Pernahkah kamu mendengar tentang skala Likert dan skala ordinal? Atau mungkin kamu sedang mengerjakan tugas kuliah yang mengharuskanmu memahami perbedaan skala Likert dan ordinal? Jangan khawatir, kamu berada di tempat yang tepat! Seringkali, kedua jenis skala ini membingungkan banyak orang, bahkan peneliti sekalipun.
Di artikel ini, kita akan membahas tuntas perbedaan skala Likert dan ordinal dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami. Kita akan mengupas tuntas mulai dari definisi, contoh, hingga kapan sebaiknya menggunakan masing-masing skala. Tujuannya? Agar kamu tidak lagi kebingungan dan bisa mengaplikasikannya dengan tepat dalam penelitianmu.
Jadi, siapkan secangkir kopi atau teh hangat, dan mari kita mulai petualangan kita memahami perbedaan skala Likert dan ordinal ini! Kami akan menjelaskan semuanya langkah demi langkah, dengan contoh yang relevan dan mudah kamu ingat. Yuk, simak selengkapnya!
Apa Itu Skala Ordinal? Pondasi Pemahaman
Skala ordinal adalah skala pengukuran yang mengurutkan data berdasarkan tingkatan atau ranking. Intinya, skala ini menunjukkan bahwa satu nilai lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai lainnya, tanpa memperdulikan seberapa besar perbedaan antar nilai tersebut.
Karakteristik Utama Skala Ordinal
Karakteristik paling mendasar dari skala ordinal adalah adanya urutan. Contoh klasik adalah tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi) atau tingkat kepuasan (Sangat Tidak Puas, Tidak Puas, Netral, Puas, Sangat Puas). Kita tahu bahwa "SMA" lebih tinggi daripada "SMP," tetapi kita tidak bisa mengatakan bahwa perbedaan antara "SMA" dan "SMP" sama dengan perbedaan antara "Perguruan Tinggi" dan "SMA."
Contoh lain yang sering kita jumpai adalah peringkat dalam lomba (Juara 1, Juara 2, Juara 3). Juara 1 jelas lebih baik daripada Juara 2, namun kita tidak tahu seberapa jauh performa Juara 1 lebih baik dari Juara 2. Mungkin selisihnya sangat tipis, mungkin juga sangat signifikan.
Kapan Menggunakan Skala Ordinal?
Skala ordinal cocok digunakan ketika kamu ingin mengurutkan data tanpa harus mengukur besarnya perbedaan antar tingkatan. Misalnya, kamu ingin mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayananmu, atau ingin mengukur tingkat keyakinan masyarakat terhadap suatu isu tertentu. Dalam kasus-kasus seperti ini, skala ordinal adalah pilihan yang tepat.
Apa Itu Skala Likert? Lebih dari Sekadar Urutan
Skala Likert, di sisi lain, adalah jenis skala ordinal yang sering digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, atau persepsi seseorang terhadap suatu pernyataan. Skala ini biasanya terdiri dari serangkaian pernyataan (items) yang responden diminta untuk menilai tingkat persetujuannya, mulai dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju.
Ciri Khas Skala Likert yang Perlu Kamu Ketahui
Skala Likert memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari skala ordinal biasa. Pertama, skala Likert biasanya menggunakan 5 atau 7 poin, meskipun ada juga yang menggunakan lebih atau kurang. Kedua, skala Likert sering diasumsikan memiliki jarak yang sama (equal interval) antar setiap poin. Asumsi ini memungkinkan kita untuk melakukan analisis statistik yang lebih canggih, seperti menghitung rata-rata atau standar deviasi.
Contoh pernyataan dalam skala Likert: "Saya merasa senang bekerja di perusahaan ini." Responden kemudian diminta untuk memilih salah satu opsi berikut: Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, Netral, Setuju, Sangat Setuju.
Kelebihan dan Kekurangan Skala Likert
Salah satu kelebihan utama skala Likert adalah kemudahannya dalam penggunaan dan interpretasi. Responden mudah memahami pertanyaan dan memberikan jawaban yang sesuai dengan pendapat mereka. Selain itu, skala Likert juga memungkinkan kita untuk mengukur berbagai aspek sikap dan persepsi seseorang secara komprehensif.
Namun, skala Likert juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah bias respons (response bias), di mana responden cenderung memberikan jawaban yang dianggap "baik" atau "diharapkan" secara sosial. Selain itu, asumsi equal interval juga sering diperdebatkan, karena sulit untuk membuktikan bahwa jarak antara "Sangat Tidak Setuju" dan "Tidak Setuju" sama dengan jarak antara "Setuju" dan "Sangat Setuju."
Membedah Perbedaan Skala Likert dan Ordinal Secara Mendalam
Sekarang, mari kita fokus pada perbedaan skala Likert dan ordinal secara mendalam. Meskipun skala Likert merupakan bagian dari skala ordinal, ada beberapa perbedaan penting yang perlu kita pahami.
Fokus Pengukuran: Urutan vs. Sikap/Pendapat
Perbedaan utama terletak pada fokus pengukurannya. Skala ordinal secara umum fokus pada pengurutan atau ranking data berdasarkan tingkatan. Sementara itu, skala Likert lebih spesifik dalam mengukur sikap, pendapat, atau persepsi seseorang terhadap suatu pernyataan atau isu.
Dengan kata lain, skala ordinal bisa digunakan untuk mengukur berbagai macam hal yang bisa diurutkan, sedangkan skala Likert lebih terfokus pada pengukuran sikap dan persepsi.
Asumsi Equal Interval: Ada atau Tidak Ada?
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, skala Likert sering diasumsikan memiliki jarak yang sama (equal interval) antar setiap poin. Asumsi ini memungkinkan kita untuk melakukan analisis statistik yang lebih canggih. Sementara itu, skala ordinal secara umum tidak memiliki asumsi ini.
Hal ini penting karena asumsi equal interval memengaruhi jenis analisis statistik yang bisa kita gunakan. Jika kita menggunakan skala Likert, kita bisa menghitung rata-rata, standar deviasi, dan melakukan uji statistik parametrik. Namun, jika kita menggunakan skala ordinal biasa, kita sebaiknya menggunakan uji statistik non-parametrik.
Bentuk Pertanyaan: Umum vs. Pernyataan Spesifik
Skala ordinal bisa digunakan dalam berbagai macam bentuk pertanyaan, tergantung pada apa yang ingin kita ukur. Misalnya, kita bisa bertanya tentang tingkat pendidikan, tingkat kepuasan, atau peringkat dalam lomba.
Sementara itu, skala Likert biasanya menggunakan pernyataan spesifik yang responden diminta untuk menilai tingkat persetujuannya. Pernyataan ini harus relevan dengan topik yang ingin kita ukur dan harus dirumuskan dengan jelas dan mudah dipahami.
Kapan Menggunakan Skala Likert dan Kapan Menggunakan Skala Ordinal?
Pemilihan antara skala Likert dan skala ordinal tergantung pada tujuan penelitian dan jenis data yang ingin kita kumpulkan.
Situasi yang Tepat untuk Skala Likert
Gunakan skala Likert ketika kamu ingin mengukur sikap, pendapat, atau persepsi seseorang terhadap suatu pernyataan atau isu. Misalnya, kamu ingin mengetahui tingkat kepuasan karyawan terhadap lingkungan kerja, atau ingin mengukur persepsi masyarakat terhadap suatu kebijakan pemerintah.
Skala Likert juga cocok digunakan ketika kamu ingin melakukan analisis statistik yang lebih canggih, seperti menghitung rata-rata atau standar deviasi. Namun, ingatlah untuk selalu mempertimbangkan validitas asumsi equal interval sebelum melakukan analisis statistik parametrik.
Situasi yang Tepat untuk Skala Ordinal
Gunakan skala ordinal ketika kamu ingin mengurutkan data berdasarkan tingkatan atau ranking, tanpa harus mengukur besarnya perbedaan antar tingkatan. Misalnya, kamu ingin mengetahui tingkat pendidikan responden, atau ingin mengukur tingkat keparahan suatu penyakit.
Skala ordinal juga cocok digunakan ketika kamu tidak yakin apakah asumsi equal interval terpenuhi. Dalam kasus ini, sebaiknya gunakan uji statistik non-parametrik yang tidak memerlukan asumsi tersebut.
Tabel Rangkuman Perbedaan Skala Likert dan Ordinal
Berikut adalah tabel rangkuman yang merangkum perbedaan skala Likert dan ordinal secara lebih ringkas:
| Fitur | Skala Likert | Skala Ordinal |
|---|---|---|
| Fokus Pengukuran | Sikap, pendapat, persepsi terhadap pernyataan | Urutan, tingkatan, ranking data |
| Asumsi Equal Interval | Sering diasumsikan ada | Tidak ada asumsi equal interval |
| Bentuk Pertanyaan | Pernyataan spesifik yang dinilai tingkat persetujuannya | Berbagai macam bentuk, tergantung tujuan pengukuran |
| Contoh | Tingkat kepuasan, tingkat persetujuan | Tingkat pendidikan, peringkat lomba |
| Analisis Statistik | Bisa menggunakan parametrik (dengan asumsi equal interval) | Sebaiknya menggunakan non-parametrik |
Semoga tabel ini membantumu untuk lebih memahami perbedaan skala Likert dan ordinal.
Kesimpulan
Nah, sekarang kamu sudah paham kan, apa saja perbedaan skala Likert dan ordinal? Keduanya memang memiliki fungsi yang berbeda, meskipun sama-sama termasuk dalam skala pengukuran. Skala Likert lebih spesifik dalam mengukur sikap dan pendapat, sementara skala ordinal lebih umum digunakan untuk mengurutkan data.
Dengan memahami perbedaan skala Likert dan ordinal, kamu bisa memilih skala yang tepat untuk penelitianmu dan melakukan analisis statistik yang sesuai. Jangan ragu untuk terus belajar dan bereksperimen dengan berbagai jenis skala pengukuran.
Terima kasih sudah membaca artikel ini! Jangan lupa kunjungi infoperbedaan.com lagi untuk mendapatkan informasi menarik lainnya tentang berbagai perbedaan di sekitar kita. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!
FAQ: Pertanyaan Umum Tentang Perbedaan Skala Likert dan Ordinal
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum beserta jawabannya untuk membantu memperjelas pemahamanmu tentang perbedaan skala Likert dan ordinal:
-
Apa perbedaan mendasar antara skala Likert dan ordinal?
- Skala ordinal mengurutkan data, skala Likert mengukur sikap/pendapat.
-
Apakah skala Likert termasuk dalam skala ordinal?
- Ya, skala Likert adalah bagian dari skala ordinal.
-
Bisakah skala Likert digunakan untuk mengukur ranking?
- Tidak secara langsung. Skala Likert lebih fokus pada tingkat persetujuan.
-
Apakah skala ordinal selalu memiliki jarak yang sama antar kategori?
- Tidak, skala ordinal tidak memiliki asumsi jarak yang sama.
-
Apakah skala Likert harus selalu memiliki 5 pilihan jawaban?
- Tidak, bisa 5, 7, atau bahkan lebih, tapi umumnya ganjil untuk memberikan opsi netral.
-
Analisis statistik apa yang cocok untuk skala ordinal?
- Uji statistik non-parametrik seperti Spearman Rank Correlation.
-
Analisis statistik apa yang cocok untuk skala Likert?
- Tergantung asumsi. Jika asumsi equal interval terpenuhi, bisa parametrik seperti t-test.
-
Bagaimana cara membuat pertanyaan skala Likert yang baik?
- Pertanyaan harus jelas, spesifik, dan relevan dengan topik penelitian.
-
Apa yang dimaksud dengan "equal interval" pada skala Likert?
- Asumsi bahwa jarak antara setiap pilihan jawaban sama (e.g., "Sangat Setuju" dan "Setuju" sama dengan "Setuju" dan "Netral").
-
Apa kelebihan menggunakan skala Likert?
- Mudah digunakan, mudah diinterpretasikan, dan dapat mengukur berbagai aspek sikap.
-
Apa kekurangan menggunakan skala Likert?
- Rentan terhadap bias respons dan sulit membuktikan asumsi equal interval.
-
Kapan sebaiknya menggunakan skala ordinal untuk mengukur tingkat pendidikan?
- Saat fokus utama adalah mengurutkan tingkat pendidikan tanpa perlu mengukur perbedaan "jarak" antar tingkat.
-
Bisakah data skala Likert diubah menjadi data ordinal?
- Ya, data Likert bisa diperlakukan sebagai data ordinal jika asumsi equal interval tidak terpenuhi.